............................................................
Eh, salah ya..
Hai guys?
Pada kesempatan yang berbahagia ini, aku mau ceritain pengalaman nakal waktu di Pagilaran nich. Jadi, ceritanya kampus ngadain kunjungan ke PT. Pagilaran, kebun milik Fakultas Pertanian UGM. Kegiatannya kebanyakan kayak kenal kebun gitu. Awalnya sih aku malas, tapi itu berubah ketika pihak kampus menawarkan konsumsi yang mewah. Spontan aku antusias ama nih acara. Lidahku menjulur keluar, ngencesku tumpah-tumpah, bokongku goyang-goyang. Kalo aku udah buat gerakan seperti itu, tandanya aku udah gak sabar pengen makan mewah. Maklum, sebagai anak kost aku memang jarang makan makanan mewah.
Sehari-hari menu makan dihiasi ama nastel (Nastel adalah makanan berupa nasi yang dipadukan oleh sebutir telor. Biasanya permintaan akan menu ini meningkat drastis di akhir bulan). Saking seringnya makan nastel, kentut ku sekarang udah bau telor. Kalo aromanya ada bau minyak goreng, berarti aku baru makan nastel yang telornya diceplok. Tapi kalo aromanya ada bau air mateng, berarti aku baru makan nastel yang telornya direbus. Aku mulai takut kalo aku udah masuk tahap ketagihan makan telor, lalu tiba-tiba overdosis, kejang-kejang di burjo, trus telor ku yang diselangkangan membesar akibat kelebihan protein. Gak kebayang sih kalo sempat testisku di bawah membesar. Ntar pasti kecetak jelas kalo aku pake hotpants. Trus waktu jogging goyang-goyang deh. Ujung-ujungnya, cewek-cewek pada liat ke arah selangkanganku sambil bilang "Lho mas? ngapain selipin bola kasti di dalam celana?"
Iki kok malah bahas telor ane sih?
Oke, kembali ke kunjungan kebun. Karena kebun nya cukup jauh dan kegiatannya memakan waktu 3 hari 3 malam, aku terpaksa packing terlebih dahulu sebelum berangkat. Aku mah orangnya gak suka ribet. Kalo packing tinggal bawa seperlunya aja. Pakaian ganti kayaknya sepasang cukup. Untuk urusan alat mandi, cukup bawa sikat gigi aja. Selebihnya kan bisa minta punya teman kayak sabun, shampo, ataupun pembersih muka (merek apapun mukamu gak akan bersih, Dana!). Aku sempat panik, ternyata handuk sama pakaian dalam pada blum kering semua. Aku mencoba tenang. Akhirnya, aku pinjam handuk kecil punya kost sebelah yang baru dia cuci.
"Mas, boleh pinjam handuk kecilnya kan?" aku nanya.
"Boleh. Ambil aja. Baru dicuci kok, bekas lap ingus kemarin"
Aku terkejut batin...Lalu diam sambil liat handuk kecil itu..
"Buat apa sih?" Mas sebelah nanya.
"Hehehehehehe, buat praktikum, mas. Hehehehe" jawabku sambil nyengir.
Karena waktu udah mepet, jadi aku gak pikir-pikir lagi. Setelah yakin gak ada sisa ingus yang tertinggal, kumasukkan handuk kecil itu ke dalam tas.
Lah, pakaian dalam piye,Dan?
Masa sih pinjam punya teman? Kan ukurannya gak sama!
Karena udah kehabisan akal, aku paksakan deh pakai pakaian dalam yang belum kering tadi. Awalnya asing sih. Rasanya rada lembah-lembab gitu. Gak apa-apa lah, hitung-hitung bisa mencegah evapotranspirasi berlebihan. Setelah cek sana cek sini, Aku pun capcus ke tempat pemberangkatan.
OK. I'M READY FOR THIS TRIP...
Waktu udah menunjukkan pukul 18.00 WIB, dan aku tiba di tempat pemberangkatan. Setelah lihat pengumuman, aku rupanya ditempatkan di bus no 3. Total rombongan ada 5 bus yang digunakan. Suasana rupanya sudah mulai ramai. Aku ketemu sama Miss. Ketat (Tokoh di ceritaku sebelumnya). Kami berbincang sejenak. Malam itu dia gak pake celana ketat dan dia naik bus no 4. Lalu teman-teman dari jurusan Tanah satu per satu muncul. Kami pun saling sapa dan bercanda dulu beberapa menit.
Setelah itu, aku naik ke dalam bus 3 untuk cari tempat duduk. Terus terang bus yang disewa lumayan besar dan nyaman. Ini jauh lebih bagus daripada bus tua yang asapnya hitam pekat dengan cap tolak angin waktu praktikum DIT. Tempat duduknya juga keren. Aku sempat terpukau beberapa detik waktu kenetnya mendemonstrasikan sandaran kursinya bisa digeser ke depan sama ke belakang.
Aku bingung mau duduk dimana. Kebetulan ada kursi kosong dan disebelahnya duduk cewek cantik. "Ini kesempatan" gumamku dalam hati. Kapan lagi coba, aku duduk sebelahan sama cewek. Jadi, kulangkahkan kakiku ke arahnya.
Ketika bokongku hendak mendarat, tiba-tiba dia melemparkan tas nya ke kursi kosong tadi. "Maap, udah ada yang ngisi" Kata si cewek. Aku langsung menelan ludah saking malunya.
"Oh, ada orangnya ya?" aku nanya baik-baik. Berusaha tampil tampan dan se-cool mungkin.
"Iya, ada orangnya " Dia jawab sambil melemparkan senyum menghina.
"Oh, gitu" Jawabku. (Dalam hati: BILANG AJA LOE GAK MAU DUDUK SAMA GUE!!!!)
Karena udah gak ada tempat duduk yang kosong. Aku terpaksa berjalan ke belakang.
Bisa ditebak sih, aku berakhir dengan duduk paling belakang......dengan lima laki-laki salah gaul. Dua diantaranya berkumis, tiga lagi bulu tangannya panjang-panjang. Andai mereka ini homo, aku bakal mati geli karena digrepe-grepe bulu-bulu binal.
Kira-kira pukul 18.45, bus pun berangkat. Makan malam pun dibagikan. Ternyata pihak kampus gak bohong soal konsumsi mewah. Pertama aja udah disajikan ayam plus sama kerupuk. Aku pun tersenyum lebar. Ngences udah gak ketahan lagi. Langsung aja deh kulahap. Aku persis kayak singa yang kelaparan dua tahun. Menghantam apapun yang kulihat di depan mata. Termasuk makanan punya temanku.
Baru setengah jam berjalan, tiba-tiba rombongan terpaksa berhenti gegara bus no 4 mogok. Butuh waktu untuk memperbaikinya sehingga kami terpaksa menunggu lama. Untuk mencairkan suasana, aku dan kelima temanku pun mulai bercerita satu sama lainnya. Mulai dari cerita tentang kuliah, cewek cantik, sampai masalah pacar. Setelah dua jam berlalu, bus 4 pun akhirnya bisa diganti. Rombongan bus pun kembali meneruskan perjalanan.
Selama perjalanan, kami habiskan dengan bercerita galau. Salah satu temanku yaitu Aji mungkin yang paling galau diantara jejaka galau lainnya. Dia menceritakan keluh kesahnya ketika ditolak cewek idaman waktu semester 1 lalu. Ada lagi temanku yang selama 19 tahun hidupnya selalu gagal dapatin cewek.
"Aku kok selalu gagal yo nembak cewek? Jera aku, le!" Katanya putus asa.
Aku curiga dengan si kawan ini. Maksud jera pada pernyataannya itu mengandung banyak arti. Salah satunya bisa aja dia jera nembak cewek lalu beralih untuk nembak cowok. Saking depresinya, dia berubah menjadi maho. Atau bisa aja dia jera nembak cewek lalu pengen berubah kelamin. Saking malunya sebagai laki-laki gagal, dia memutuskan untuk operasi kelamin menjadi cewek sehingga terbalik, malah dia yang ditembak cowok.
Gak terasa kami sudah tiga jam bercerita panjang lebar. Akhirnya kelima temanku tidur, meninggalkan aku sendiri..........membodoh di gelapnya malam. Terus terang sulit bagiku buat tidur malam itu. Selain karena posisi duduk yang kurang nyaman, busnya juga goyang-goyang karena jalanan yang bergelombang. Udah berjam-jam aku mencoba tidur, tapi tetap tak bisa. Iseng-iseng aku, jalan ke bagian depan bis. Kelihatan yang lain juga pada tidur. Salah satu ada yang tidur, mulutnya menganga. Ada juga yang tidur sambil ngences. Karena bus nya goyang, kepalanya juga goyang. Ilernya ikut nyiprat kesana kemari.
Lama juga aku dalam keadaan terjaga. Karena udah ngantuk berat, aku coba untuk menutup mata. Kebetulan, jalanannya gak separah sebelumnya, jadi goyangan bus gak terlalu terasa. Posisi udah nyaman. Akupun mulai tertidur.
Tiba-tiba, hidungku menangkap bau tak sedap. Semakin lama baunya semakin keras. Baunya sama seperti bau bangkai tikus kena kipas angin. Aku yang tadinya setengah tidur, langsung siaga satu tanggap bencana.
Awalnya aku pikir ini bau ketekku. Tapi setelah kuraba dan kucium ketekku sendiri, bau ini jelas bukan dari ketekku. Alasannya 1) Ketekku kering dan 2) sebelum pergi, aku udah oleskan Rexona ke ketekku. Jadi, yg keluar seharusnya bau rexona, bukan aroma dari kombinasi antara comberan dengan mencret kuda. Karena penasaran, kuberanikan diri mencari sumber bau nya. Asal baunya berasal dari ujung sebelah kiri dari tempat dudukku.
Ternyata..... Temanku sendiri......Octa Fredi, kentut selagi tidur.
Karena gak kuat nahan baunya, aku pun beranjak ke bagian depan bus. Aku megap-megap, mataku kunang-kunang, nafasku terasa sesak. Sesaat kukira roh ku udah melayang dari badanku. Kutunggu bau nya hilang, baru aku kembali ke belakang. Karena AC-nya hidup, lama juga bau tersebut hilang. Kuperhatikan Octa yang sedang tidur dari kejauhan. Ada yang salah sama pencernaan si kawan ini. Padahal dia tadi makan ayam, kenapa kentutnya bisa lebih bau dari kotoran ayam?
Setelah beberapa menit, aku kembali kebelakang. Aku pastikan baunya sudah hilang, supaya aku bisa tidur dengan nyaman. Setelah yakin, akhirnya aku mencoba untuk tidur kembali. Selama perjalanan, aku blom tidur sama sekali. Badanku juga udah pegal dan leher terasa berat. Aku mencoba menutup mata dan langsung tertidur..
5 menit kemudian, bus sampai ke tujuan
KAMPRETTTTTTTT, AKU BELOM TIDUR SAMA SEKALI WOYYYYY!!!!!!!!!!!!!!!!!
Waktu udah menunjukkan pukul 03.00 WIB dan aku belum tidur sama sekali. Semua laki-laki keluar dari bus karena sudah sampai di penginapan. Kuambil semua barang-barangku. Dengan lemas aku beranjak keluar dari bus. Untuk pertama kalinya, aku menginjakkan Pagilaran dan reaksiku pertama kali adalah:
"KEDINGINAN COY". Mulutku gak berhenti bergerak. Gigi bawah dan gigi atas juga gak berhenti bertabrakan. Suasana semakin mencekam karena kami mesti berjalan melewati gang yang cukup gelap. Suasananya horor banget. Aku mulai membayangkan skema-skema terburuk yang akan terjadi ketika kami menuju penginapan. Bisa aja kan kami ketemu pocong salto di tengah jalan atau salah satu teman kami kesurupan trus nari breakdance semalam suntuk di tengah kebun teh. Pada saat itu, aku gak bakalan panik kalo Octa ada disebelahku. Octa punya kentut yang jauh lebih menyeramkan dan mematikan dari hantu manapun.
Akhirnya kami sampai di penginapan Alamanda I. Tempatnya lumayan bagus. Kamar mandi juga bersih. Baru datang, kami langsung disuguhkan teh anget. Setelah minum-minum sekelak, kami pun bergerak ke kamar masing-masing. Satu kamar berisi 4 orang. Celakanya, aku sekamar ama Octa.....Seranjang pula. Aku tidur di sebelah orang yang suatu saat bisa aja membunuhku diam-diam. Sedikit aja Octa melepaskan kentut beracunnya, maka hanya dalam 30 detik seluruh makhluk hidup di ruangan ini akan mati kekurangan oksigen. Mungkin udah jadi nasib kalo hari pertamaku di Pagilaran harus dilalui dengan kurang tidur. Di sisa waktu yang ada, secara ajaib aku bisa tidur nyenyak, tanpa goyangan, tanpa aroma busuk. Oh iya aku lupa. PT. Pagilaran adalah perkebunan yang bergerak di komoditi teh. Ntar aku bakal ceritain lebih lengkap tentang PT. Pagilaran di cerita berikutnya....
BERSAMBUNG............
DAN, Ayo mana ini lanjutannya dan. dah pegel ini nunggunya hahaha...
BalasHapus