Minggu, 23 Desember 2012

My Friend Shandy dan Cerita Beli Baju Baru

Hai hai hai...

Lama juga ya, gak nulis di blog ini. Kira-kira udah 2 minggu lebih blog ini gak di update. Banyak juga sih teman-teman yang mulai bertanya-tanya kemana aku selama ini. Ok, bagi kalian yang selama ini mengharapakan aku mati, maap udah mengecewakan kalian karena sampai cerita ini ditulis, aku masih sehat walafiat.

Akhir-akhir ini emang aku sibuk ama kegiatan sehari-hari. Kebetulan kmarin ada proyek pengembangan kelapa sawit seluas 5000 hektar yang harus aku tangani. Belum lagi proyek pembangunan properti di Jakarta yang sedang bermasalah dengan pembebasan lahan. Sebagai pengusaha muda, aku memang dituntut untuk bekerja keras siang dan malam. Pagi mungkin aku di Jogja, malamnya aku udah harus terbang ke Kalimantan. Ya, begitulah hidupku..



KOE NGOMONG OPO,CUK?!!!!!!!!



Ok, lupakan cerita di atas. Pada kesempatan ini aku pengen cerita tentang pengalaman beli baju bareng sohibku Shandy Sardjana. Bagi kalian yang belum kenal Shandy, ini aku kasi photonya


Ini Shandy waktu lagi nafsu

Aku dan Shandy adalah sahabat dekat. Saking dekatnya, kami udah kayak kembar siam yang nempel di bokong.
Shandy selalu berada di sampingku, dan aku selalu berada di sisi Shandy terutama ketika udah masuk bulan tua.  Aku mulai sadar kalau orang-orang mulai curiga dengan hubungan kami yang tidak sehat. Contohnya seperti BBM gak wajar kayak gini:



Kembali lagi ke cerita beli baju baru, waktu itu Shandy minta tolong ditemenin beli baju. Cuaca waktu itu kurang bagus. Agak males memang nemenin Shandy buat beli baju. Tapi karena aku adalah sahabatnya yang tampan, maka aku ikhlas untuk mengarungi kerasnya cuaca bersama Shandy. Kami pun berangkat ke salah satu pusat perbelanjaan di dekat kampus UGM. Hujan makin deras, angin makin sepoi-sepoi, petir makin lama menyambar makin dekat ke arah kami. Gak beberapa lama kemudian, kami pun sampai ke tempat tujuan.

Sampai disana, kami langsung bergerak ke lantai 2. Meski cuaca buruk, tapi banyak juga orang yang berkunjung untuk membeli keperluan di mall tersebut. Ada yang sendiri, ada juga yang berpasangan. Di bagian depan ada anak SMA yang lagi milihin pernak-pernik buat pacarnya. Sampingnya ada pasangan suami istri yang lagi beliin keperluan sekolah buat anaknya. Agak jauh dari sana ada seorang bapak yang lagi beli tas buat anak gadisnya. Eh, tunggu..............kok aku malah mikir bapak itu kayak om-om yang lagi beli tas buat simpanannya ya?

"Ndi, ke arah mana?" sahutku sambil ngelihat bapak-bapak tadi yang sekarang lagi senyum ama si gadis.
"Oi, Ndi?" sahutku lagi karena Shandy gak nyahut-nyahut.

Bingung karena Shandy gak jawab-jawab, aku pun menoleh ke arah nya. Ternyata dia udah gak ada lagi. Dia sudah pergi. Maksudku dia udah gak ada lagi di depanku. Shandy ninggalin aku, dan dia sekarang udah berada entah dimana di suatu tempat di mall ini. Mulai lah aku celingak-celinguk kayak orang bodoh nyariin si kampret Shandy.
Aku menyusuri setiap sudut lantai 2 dengan hati-hati. Aku tau kalo Shandy memang agak liar bila dilepaskan sendiri di  tengah keramaian seperti ini. Aku berjalan terus mengikuti arah penjualan busana pria.


Seperti yang udah kuduga, aku menemukan Shandy lagi ngubek-ngubek kemeja yang lagi dipajang.

"Na, kemana aja? Baju ini bagus gak? Ato yang ini?"  Kata Shandy sambil ngecocokin kemeja ke badannya.

"Cocok kok. Itu juga cocok" Jawabku datar.
" Yang ini?" Dia nanya lagi.

"Cocok kok" Jawabku datar lagi.

"Ini gimana, Na? Yang putih ini cocok gak? Atau yang merah ini? Kalo biru nanti kurang macho?Aduh Na, yang coklat juga keren! Bingung nih?!!!" 

Karena Shandy ngoceh trus kayak mamak-mamak yang baru aja kerampokan jemuran, maka kusuruh aja dia cocokin sendiri di kamar ganti.

Satu per satu pakaian dicoba di kamar ganti, dan satu per satu juga dia minta penilaianku tentang baju tersebut. Jujur semua baju yang dia pakai cocok banget sama dia. Harus kuakui dia memang punya muka yang lebih ganteng daripada aku. Setelah beratus-ratus baju kemeja yang dicoba, akhirnya piihannya jatuh ke kemaja putih yang kelihatannya matching banget ama dia.

"Wuish..Kamu tampan banget,Ndi" Kataku sambil merapikan kemejanya yang kusut.
"Gimana,Na? Keren  kan" Jawab Shandy sambil menepuk pundakku dan menatap mataku penuh rasa bangga. Kami saling menatap selama beberapa detik. Kalo di film-film barat, maka sebentar lagi adegan ini akan berakhir dengan ciuman antar bibir.

Kami sepakat untuk membeli kemeja tersebut. Shandy membungkus lagi baju itu dan pergi ke arah kasir. Antrian di kasir cukup panjang mengingat jumlah pembeli yang datang sore itu cukup banyak. Sambil menunggu Shandy mengantri, aku menyempatkan diri dulu untuk mengambil photo. Ini beberapa photo yang sempat aku abadikan:


Narsis dulu di ruang ganti
Kamar ganti Shandy
Aku juga iseng-iseng pergi ke bagian busana wanita, mencoba mengabadikan beberapa gambar:


Akan jadi arena pertempuran jika ada diskon 90%
New Arrival Coy
persiapan kalau-kalau aku jadi mutan yang bisa melahirkan
Beberapa ibu-ibu melihat aku dengan sinis ketika aku mencoba mengambil foto. Aku kira mereka risih kalo aku ambil fotonya, tapi setelah kusadari, ternyata aku udah nyasar di bagian penjual pakaian dalam wanita. Sekarang aku terlihat sebagai penjahat kelamin yang suka mengambil foto pakaian dalam. Sebelum aku dihajar masa karena melakukan tindakan cabul, aku langsung lari ke kasir mencari Shandy.



Shandy dan penjaga kasir yang dingin

Ya seperti itulah aku menemani Shandy membeli baju baru untuknya. Sahabat yang baik selalu ada untuk sahabatnya baik susah maupun senang. Jika kita saling membantu, maka hidup ini tidak akan begitu kejam.

Udah dulu ya. Salam kecup basah.

2 komentar: